Semangat Lebaran -Tahun ini, Lebaran hadir dalam kondisi ekonomi tak menguntungkan. Itu
ditandai antara lain oleh daya beli masyarakat yang menurun, pertumbuhan
ekonomi yang melambat, dan tingkat inflasi yang tinggi. Namun, kondisi
ekonomi tersebut diperkirakan tak akan terlalu menurunkan semangat untuk
berlebaran di kampung.
Perayaan Lebaran kini mestinya tak hanya sebatas merayakan hari
kemenangan, tetapi juga diperkuat dengan gerakan kebersamaan dan
kebermanfaatan.
Pemudik tidak hanya sekadar pulang kampung, tetapi juga memberikan
sesuatu yang lebih untuk kampungnya dan warga yang telah mereka
tinggalkan. Mereka membangun komunitas, menumbuhkan perekonomian lokal,
dan mendorong perubahan sosial di masyarakat.
Di Kuningan, Jawa Barat, misalnya, gerakan sosial pemudik mampu menciptakan entrepreneur
baru di bidang kuliner. Di Banyuwangi, Jawa Timur, perantau terjun ke
dunia pendidikan lokal untuk mengangkat pendidikan di kabupaten itu. Di
Wonogiri, perantau ikut membangun infrastruktur kampung agar akses ke
kampung mereka lebih mudah. Hal yang sama terlihat di sejumlah tempat
lain di Nusantara.
Gambaran itulah yang akan kami angkat dalam liputan Lebaran 2015
sebagai bentuk perayaan Lebaran yang lebih bermakna. Dengan gerakan itu,
Lebaran akan mempunyai arti yang lebih dari sekadar berbelanja dan
pulang kampung ramai-ramai. Gerakan kecil dari mereka akan memberikan
banyak perubahan bagi Indonesia.
Selain semangat solidaritas, tahun ini liputan mudik masih menyoroti persoalan infrastruktur dan pelayanan.
Tahun ini, jalur Tol Cipali yang menghubungkan Cikopo dengan Palimanan
sudah bisa digunakan. Jalur itu diprediksi bisa memecah kepadatan arus
sepanjang Jawa Barat dan memangkas dua jam waktu perjalanan darat dari
Jabodetabek ke Jawa Tengah pada waktu normal.
Namun, timbul persoalan baru. Sejak diresmikan pada 13 Juni hingga Rabu
(8/7), sudah 52 kecelakaan lalu lintas terjadi di sepanjang tol itu.
Potensi kemacetan juga bisa muncul saat puncak arus mudik 2 hari
menjelang Lebaran. Tahun ini lokasi rawan kemacetan berpindah dari jalur
pantura Jawa Barat ke pintu keluar Tol Pejagan di Brebes, Jawa Tengah.
Pemerintah dan Polri sudah menyiapkan skenario pengaliran arus di
Pejagan, tetapi semua jalur dalam skenario itu punya halangan
masing-masing, mulai dari jalan tak beraspal, pintu kereta api, hingga
jalur sempit menuju Jawa Tengah.
Di jalur lintas Sumatera, perbaikan di jalur penghubung Metro-Lampung
Timur dan Kota Gajah-Sukadana masih berlangsung hingga Rabu kemarin,
padahal arus mudik sudah mengalir sejak Senin lalu.
Perlu gerakan bersama lintas sektor untuk bisa membuat perjalanan mudik
lebih nyaman dan aman. Selain kesiapan infrastruktur, pemerintah juga
harus memperhatikan dan mengatur pola mudik.
Faktor jadwal turunnya tunjangan hari raya dan lamanya waktu liburan
sekolah bisa dipertimbangkan sebagai faktor pengurang kemacetan.
Angkutan umum juga harus ditingkatkan kuantitas dan kualitas
pelayanannya agar nanti masyarakat lebih tertarik memilih moda umum
dibandingkan dengan pribadi. Tahun ini diperkirakan 20 juta warga pulang
kampung guna merayakan Lebaran. Selamat mudik, semoga Lebaran tahun ini
lebih bermanfaat.(NIT/BEN/JUM/FLO/WIE/REK/B03/B05/GER) Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar