• Pintu Gerbang
  • Pintu Masuk Terminal Penumpang
  • Ruang Boarding Pass Penumpang
  • Ruang Duduk Penumpang
  • Ruang Duduk Penumpang Lantai Atas
  • Selamat Datang
  • Selamat Datang
  • Dermaga Pontianak
  • Sukabangun Ketapang Kalbar
  • Rute Semarang - Kumai  PP
  • Rute Semarang - Pontianak  PP
  • Rute Semarang - Kumai  PP
  • Rute Semarang - Pontianak PP
  • Rute Semarang - Sampit  PP
  • Rute Semarang - Kumai  PP
  • Rute Semarang - Kumai - Surabaya PP
  • "
  • Rute Semarang - Kumai PP
  • Rute Semarang - Ketapang Kalbar PP
  • Tanjung Emas
  • Tanjung Emas
  • Tanjung Emas

Senin, 13 Juli 2015

Gerakan Bersama untuk Indonesia


Semangat Lebaran -Tahun ini, Lebaran hadir dalam kondisi ekonomi tak menguntungkan. Itu ditandai antara lain oleh daya beli masyarakat yang menurun, pertumbuhan ekonomi yang melambat, dan tingkat inflasi yang tinggi. Namun, kondisi ekonomi tersebut diperkirakan tak akan terlalu menurunkan semangat untuk berlebaran di kampung.

Perayaan Lebaran kini mestinya tak hanya sebatas merayakan hari kemenangan, tetapi juga diperkuat dengan gerakan kebersamaan dan kebermanfaatan.
Pemudik tidak hanya sekadar pulang kampung, tetapi juga memberikan sesuatu yang lebih untuk kampungnya dan warga yang telah mereka tinggalkan. Mereka membangun komunitas, menumbuhkan perekonomian lokal, dan mendorong perubahan sosial di masyarakat.
Di Kuningan, Jawa Barat, misalnya, gerakan sosial pemudik mampu menciptakan entrepreneur baru di bidang kuliner. Di Banyuwangi, Jawa Timur, perantau terjun ke dunia pendidikan lokal untuk mengangkat pendidikan di kabupaten itu. Di Wonogiri, perantau ikut membangun infrastruktur kampung agar akses ke kampung mereka lebih mudah. Hal yang sama terlihat di sejumlah tempat lain di Nusantara.
Gambaran itulah yang akan kami angkat dalam liputan Lebaran 2015 sebagai bentuk perayaan Lebaran yang lebih bermakna. Dengan gerakan itu, Lebaran akan mempunyai arti yang lebih dari sekadar berbelanja dan pulang kampung ramai-ramai. Gerakan kecil dari mereka akan memberikan banyak perubahan bagi Indonesia.
Selain semangat solidaritas, tahun ini liputan mudik masih menyoroti persoalan infrastruktur dan pelayanan.
Tahun ini, jalur Tol Cipali yang menghubungkan Cikopo dengan Palimanan sudah bisa digunakan. Jalur itu diprediksi bisa memecah kepadatan arus sepanjang Jawa Barat dan memangkas dua jam waktu perjalanan darat dari Jabodetabek ke Jawa Tengah pada waktu normal.
Namun, timbul persoalan baru. Sejak diresmikan pada 13 Juni hingga Rabu (8/7), sudah 52 kecelakaan lalu lintas terjadi di sepanjang tol itu.
Potensi kemacetan juga bisa muncul saat puncak arus mudik 2 hari menjelang Lebaran. Tahun ini lokasi rawan kemacetan berpindah dari jalur pantura Jawa Barat ke pintu keluar Tol Pejagan di Brebes, Jawa Tengah.

Pemerintah dan Polri sudah menyiapkan skenario pengaliran arus di Pejagan, tetapi semua jalur dalam skenario itu punya halangan masing-masing, mulai dari jalan tak beraspal, pintu kereta api, hingga jalur sempit menuju Jawa Tengah.

Di jalur lintas Sumatera, perbaikan di jalur penghubung Metro-Lampung Timur dan Kota Gajah-Sukadana masih berlangsung hingga Rabu kemarin, padahal arus mudik sudah mengalir sejak Senin lalu.
Perlu gerakan bersama lintas sektor untuk bisa membuat perjalanan mudik lebih nyaman dan aman. Selain kesiapan infrastruktur, pemerintah juga harus memperhatikan dan mengatur pola mudik.

Faktor jadwal turunnya tunjangan hari raya dan lamanya waktu liburan sekolah bisa dipertimbangkan sebagai faktor pengurang kemacetan. Angkutan umum juga harus ditingkatkan kuantitas dan kualitas pelayanannya agar nanti masyarakat lebih tertarik memilih moda umum dibandingkan dengan pribadi. Tahun ini diperkirakan 20 juta warga pulang kampung guna merayakan Lebaran. Selamat mudik, semoga Lebaran tahun ini lebih bermanfaat.(NIT/BEN/JUM/FLO/WIE/REK/B03/B05/GER) Kompas


Tidak ada komentar:

Posting Komentar